Tak pernah bertatapan secara langsung, apalagi bertemu.
Dahulu, sulit sekali kugenggam. Benar-benar seperti awan namun terasa sangat dekat sampai dapat menjadi berbagai sosok dalam hidup. Sekarang dapat kugenggam bahkan sangat erat walau sampai bercucuran darah rindu.
Aneh, terombang-ambing tak dapat diraih. Ketika kudapati namun sudah sangat terlambat. Waktu yang tidak tepat, mungkin tak akan tepat. Mungkin juga ya memang tertakdir sebagai sosok imajinasi dalam awan.
Aku bahagia walau sakit. Karena indah walau seperti tak nyata. Atau bahkan memang tak nyata? Ya, lebih tepatnya seperti mimpi. Entahlah, tak dapat kujelaskan. Semua seperti fatamorgana. Yang jelas hanya rasa. ...